JIB | Kabupaten Bekasi, – SMAN 1 Sukakarya di Bekasi sedang dalam sorotan setelah diungkapkan bahwa sekolah tersebut membebankan biaya pelulusan yang sudah dilaksanakan (27/04/24) dilingkungan sekolahan dan akan lanjut perjalanan wisata ke Jogja (Mei 2024) pada siswa-siswinya.
Hal ini menuai kritik dari beberapa pihak, terutama karena bertentangan dengan Permendikbud ristek yang melarang sekolah terlalu membebankan biaya acara perpisahan atau wisuda kepada orang tua siswa.
Menurut beberapa orang tua siswa, biaya yang dikenakan oleh SMAN 1 Sukakarya terbilang cukup tinggi, terutama untuk perjalanan wisata ke Jogja yang tidak dianggap sebagai kebutuhan pendidikan yang esensial.
“Kami sangat kecewa dengan kebijakan sekolah ini, karena biaya yang harus kami tanggung cukup memberatkan sehingga kisaran 2,3 juta, terlebih lagi di tengah situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang,” ucapnya.
Dalam Permendikbud ristek yang telah diterbitkan sebelumnya, disebutkan bahwa acara perpisahan atau wisuda tidak boleh membebankan orang tua siswa. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya diskriminasi sosial terhadap siswa yang kurang mampu secara finansial.
Menanggapi hal ini, pihak sekolah belum bisa ditemui untuk memberikan tanggapan resmi, dengan dugaan adanya biaya yang dikenakan sebenarnya sudah termasuk dalam program sekolah dan tidak bersifat wajib.
Sementara itu, Asep Saepullah S.PdI sebagai Sekertaris Umum DPP GMI, menyerukan agar pemerintah setempat segera turun tangan untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan biaya oleh sekolah tersebut.
“Kami menekankan pentingnya menjaga agar semua kebijakan pendidikan sesuai dengan peraturan yang berlaku demi terciptanya pemerataan akses pendidikan bagi semua siswa,” ujarnya. (Red)