
CIMAHI – JIB | Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) resmi menutup program Pelatihan Menjahit Busana Industri yang telah berlangsung selama 10 hari. Penutupan digelar pada Kamis (17/07/2025) di LPK Dress Making, Jalan Sangkuriang No. 78, Cimahi, dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Cimahi, Ngatiyana.
Sebanyak 83 peserta berhasil menyelesaikan pelatihan dan langsung mendapatkan penempatan kerja di tiga perusahaan garmen ternama, yakni PT Sansan Saudaratex, PT Primasjaya Garmen, dan PT Mitra Fashion Garminda.
Kepala Disnaker Kota Cimahi, Asep Jayadi, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi besar Pemkot Cimahi dalam mencetak 10.000 tenaga kerja siap pakai melalui pelatihan berbasis kompetensi yang selaras dengan kebutuhan industri, khususnya di sektor garmen dan tekstil.
“Kami fokus pada pelatihan yang langsung menjawab kebutuhan pasar kerja. Ini wujud nyata kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku industri dalam menyiapkan SDM yang terampil dan siap diserap,” ungkap Asep.
Lebih dari sekadar pelatihan, program ini bertujuan untuk: Mempercepat penempatan tenaga kerja lokal, Menekan angka pengangguran terbuka, Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pekerjaan yang berkelanjutan dan Mendorong lulusan untuk terjun ke dunia kerja secara profesional.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ngatiyana menegaskan komitmen Pemkot Cimahi dalam mengatasi angka pengangguran yang masih berada di kisaran 9% atau sekitar 27.000 orang dari total jumlah penduduk.
“Kami akan terus menggulirkan pelatihan-pelatihan seperti ini. Targetnya, minimal 2.000 tenaga kerja baru tercipta setiap tahunnya, yang langsung siap kerja dan terserap di sektor industri,” ujar Ngatiyana.
Ia juga mengimbau perusahaan yang beroperasi di Cimahi agar mengutamakan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari upaya bersama menurunkan angka pengangguran.
“Kami minta pelaku industri di Kota Cimahi memprioritaskan warga Cimahi sebelum merekrut dari luar daerah. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang harus kita jaga bersama,” tegasnya.
Penutupan pelatihan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi langkah konkret dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda, untuk lebih mandiri secara ekonomi dengan bekal keterampilan menjahit yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
(Penulis Berita : Rahmat)