JIB | Bandung – Sejumlah tokoh sepakbola mulai dari asosiasi kabupaten/kota, pemilik klub, hingga mantan exco PSSI pusat mendukung Ramram Mukhlis Ramdani untuk menjadi ketua umum PSSI Jawa Barat periode 2021-2025. Dukungan dibuktikan dengan mengantarkan Ramram saat mendaftar di kantor PSSI Jawa Barat di Jalan Lodaya, Kota Bandung, Minggi (3/10).
Mantan ketua PSSI Jawa Barat yang juga pernah menjadi exco PSSI pusat, Toni Apriliani, mengatakan, Ramram merupakan sosok yang tepat untuk memajukan kembali persepakbolaan Jawa Barat. “Masih muda, punya pengalaman (mengurus) di sepakbola, dan mempunyai jaringan yang luas. Sehingga tidak perlu diragukan lagi komitmennya,” kata dia.
Toni menjelaskan, persepakbolaan di Tanah Air khususnya Jawa Barat memiliki persoalan yang kompleks terutama menyangkut pembiayaan. Akibatnya, tambah dia, pengelola klub selalu dibebani keuangan setiap kompetisi akan digelar.
Oleh karena itu, menurutnya perlu sosok yang pandai berkolaborasi untuk memimpin PSSI Jawa Barat. “Punya komitmen yang tinggi untuk memajukan bola dan tidak membebankan biaya ke para stakeholder. Mudah-mudahan permasalahan sepakbola yang terus terjadi, bisa beres,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI Bogor, Junaidi Samsudin, menjelaskan, PSSI membutuhkan sosok yang berpengalaman mengurus sepakbola agar paham betul tentang persoalan yang ada. “Kami mendukung Ramram karena beliau sudah pengalaman di sepakbola,” ujarnya.
Selain itu, dia pun meyakini Ramram mampu menjembatani PSSI Jawa Barat dengan pemerintah daerah di provinsi tersebut. “Bukan hanya sepakbola, semua cabang olahraga wajib bersinergi dengan pemerintah kalau kompetisi ingin berjalan baik,” ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi tersebut, dia optimistis kompetisi akan berjalan baik. “Kompetisi akan berjalan baik, dan klub akan menanggung biaya yang murah, syukur-syukur bisa gratis,” katanya.
Sementara itu Ramram sendiri mengaku memiliki keinginan yang tinggi untuk bisa berkontribusi terhadap kemajuan sepak bola. Menurutnya, selama ini terlalu banyak persoalan yang harus diselesaikan mulai dari minimnya pembiayaan, pendataan, dan pelaksanaan kompetisi yang tidak maksimal.
“Perlu kolaborasi dalam mengelola PSSI, agar semuanya bisa dijalankan secara profesional,” tuturnya.
Ramram pun berjanji akan bersinergi dengan pemerintah dan swasta dalam menggelar kompetisi. Berdasarkan pengalamannya selama mengelola dua klub sepak bola asal Jawa Barat, ia menilai PSSI kurang bersinergi sehingga berdampak terhadap minimnya bantuan biaya.
“Ini berdampak terhadap klub yang terbebani biaya pendaftaran,” katanya.
Padahal, lanjutnya, selama ini klub sudah terseok-seok untuk memenuhi operasional tim selama mengikuti kompetisi. Sehingga tidak diharuskan terbebani oleh biaya pendaftaran.
Selain itu, Ramram juga berjanji akan membentuk badan Liga. Tujuannya agar kompetisi yang diselenggarakan PSSI Jabar bisa berjalan lebih maksimal.
“Jika dikelola secara baik dan profesional, saya yakin kompetisi akan kompetitif dan fair, gaungnya juga akan terasa di masyarakat. Selain itu, badan Liga inipun akan menjadi bukti transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola organisasi. Termasuk terkait keuangannya, silakan nanti bisa diaudit. Makanya perlu semacam badan liga yang khusus untuk menggelar kompetisi,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Ramram berjanji akan melakukan pendataan terkait sepak bola di Jawa Barat mulai dari klub hingga pemain. Selama ini, dia mengakui sulit untuk menemukan profil lengkap tentang suatu klub maupun pemain sepak bola lokal.
“Sebagai salah satu bukti kompetisi berjalan baik, klub asal Jawa Barat yang promosi ke Liga 1 dan Liga 2 harus terus bertambah,” tuturnya. BIRO BANDUNG : MUHAMAD ILHAM AGUSTIAN,S.Pd