JIB | BANYUMAS – Sastrawan dan juga Budayawan kondang Ahmad Tohari asal Banyumas Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan setelah Pemilu 2019 siapapun yang terpilih, baik pemimpin maupun wakil rakyat, agar diterima dan dihormati karena itulah suara rakyat.
“Apa pun hasil dan siapapun Presiden serta Wakil Presiden terpilih nanti semua kita serahkan hasil penghitungan akhirnya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilu 2019.” Kata Ahmad Tohari Sastrawan sekaligus budayawan asal Banyumas pengarang Ronggeng dukuh paruk.Senin (29/04/2019)
Tidak ada yang lebih baik selain tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) dengan saling merangkul dan terus mempertahankan silaturahmi yang telah terjaga selama ini setelah kegiatan Pemilu serentak 2019 secara nasional yang berjalan aman, lancar dan damai.”Ajaknya
Jika pun ada masalah atau kejadian yang tidak mengenakkan tentunya dapat dilakukan melalui proses hukum yang telah ada
Masih Kata Ahmad” Sekarang Pemilihan legeslatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah lewat, dan alhamdulillah semua berjalan dengan aman, dan kondusif meskipun ada beberapa wilayah di Indonesia yang melakukan pencoblosan telat dan mengalami sedikit gangguan pada dasarnya semuanya berjalan stabil dan lancar.”Ungkapnya
Semua energi yang telah terkuras dari tahap demi tahap dari kampanye hingga tahapan telah dilalui dan mari saatnya kita bekerja kembali secara normal, dan biarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelesaiakan tugas nya tersebut.”Tambahnya
Kita ini punya kewajiban bersama mendewasakan demokrasi kepada masyarakat maka kita harus menghargai pendapat orang lain, maka orang lain akan menghargai kita pula.”Tegasnya
Dalam hal Pilpres kalau seorang yang kalah dalam Pilpres tersebut tanpa menghalangi rasa hormat tersebut maka dia harus menghargai capres terpilih, meskipun capres tersebut tidak memilih dia, itulah proses demokrasi yang dewasa sehingga akan membuat situasi di masyarakat menjadi ayem tentrem guyup rukun loh jinawi.”Tegas Ahamd Tohari.
Terkait merebaknya isu people power Kita ini untuk hidup guyup rukun tidak perlu lah adanya people power, people power itu punya konotasi tidak baik yaitu pemaksaan kehendak, tetapi soal demo menyampaikan aspriasi silahkan, silahkan demo sesuai dengan naungan undang umdang dan tidak usah memaksakan kehendak.Tutupnya. (Andre)