Jurnal Indonesia Baru

Bekasi Mesin Dollar, Orang Miskin Masih Banyak

“Orang miskin masih banyak di Bekasi, Ini PR buat pemerintah Kabupaten Bekasi”

Bekasi,
Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi yang sekarang disebut sebagai Bekasi Bersinar ini adalah merupakan suatu kebanggaan Masyarakat dalam keberhasilan Pemerintah Derah Kabupaten Bekasi mendapatkan Adipura dari Dinas Kementerian Lingkungan Hidup maupun Gubernur Jawa Barat, bahwa Kabupaten Bekasi dapat kita artikan mulai Bersinar atau Bekasi Bersinar.

Bukan itu saja Bekasi penghasilan terbesar Untuk bruto ke pusat, dengan ada 7 kawasan dan ribuan perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk menanamkan saham di Bekasi, tetapi tetap orang miskin banyak, salah siapa ini, pemerintah apakah rakyatnya.

Coba kita lihat Bekasi hasil Angka ekspor kota Cikarang kini mampu berkompetisi dengan Batam. Kawasan Industri Cikarang adalah kawasan industri yang sangat berpotensi. Mengingat bercokolnya 2.125 pabrik disana milik para investor asing yang berasal dari 25 negara berbeda. Sontak Kawasan Industri Cikarang pun mampu mendonasi 34,46% PMA Nasional dan 22 hingga 45% ekspor nasional. Tahun 2008 saja, omset yang dihasilkan kawasan industri tersebut mencapai nilai 35 Milyar USD. Dimana, 70% dari angka tersebut adalah kontribusi dari ekspor. Tercatat sudah ada 7 kawasan industri Cikarang yang mejeng. Diantaranya adalah MM2100, Delta Silicon I dan II, BIIE, EJIP, Jababeka I dan II. Berarti Bekasi di sebuat Mesin Dollar, tapi masih banyak orang miskin.

Ini PR buat pemerintah Kabupaten Bekasi untuk menajemen rakyatnya agar tidak terpuruk dari kemiskinan karena di sekeliling Bekasi bercokol perusahaan raksasa, ada peribahasa “Bak tikus mati di lumbung padi artinya menggambarkan betapa kaya suatu negara, baik dari sumber daya alamnya maupun kekayaan negaranya namun ironisnya kita sendiri tidak dapat merasakan dan menikmati kekayaan tersebut”.

Saat di temui Ibu Teti Herawati warga Kampung Baru Rt.001/Rw.002 Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara mengatakan, bahwa rumah gubuk yang ia tempati berdinding Kayu dan Bilik terselip di pinggir Kampung belum ada Perhatian Pemerintah maupun Bantuan Rutilahu.

“mengharapkan, rumah gubuk yang selama ini dia tempati agar mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah dengan Rutilahu dan saya mengharapkan Pemerintah dapat membantu.”ungkapnya.

Disisi lain seorang Kakek tua benama Inang Bin Otong (85), warga Kampung Sayuran Rt.005 / Rw.003 Kelurahan Kertasari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi harus bertahan hidup dihari tuanya didalam rumah gubuk yang berdinding bilik beralas tanah dan hidup sehari-hari dengan keterbatasan usia.

” bahwa ia hidup bersama anak yang harus hidup untuk belas kasiahan oleh tetangga yang memberi Inang bantuan serta harus menumpang di Musollah Kantor Kecamatan yang lama di Pebayuran, karena kodisi rumah sangat meperihatinkan takut roboh,”ungkapnya.

Haji Dayat selaku Calon Anggota Dewan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dapil lima (5) mengatakan, bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi seharusnya dapat membantu adanya masyarakat miskin yang Rumah nya tidak layak huni di Kabupaten Bekasi, karena masyarakat miskin adalah tugas Pemerintah Daerah dan Anggota Dewan agar tidak ada lagi masyarakat di Kabupaten Bekasi yang terpuruk di bawah garis kemiskinan yang di alami oleh Kakek Inang warga Kampung Sayuran, Kecamatan Pebayuran dan Ibu Teti
warga Kampung Baru Rt.001/Rw.002 Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara tersebut.

“bahwa saya sebagai Calon Anggota Dewan dari Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) Dapil lima (5) mengharapkan, agar Pemerintah Daerah dan Anggota Dewan Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sosial harus dapat membantu Kakek Inang warga Kampung Sayuran, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Pebayuran dan Ibu Teti Warga Kp.Baru Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, agar dapat membatu kehidupan Kakek Inang dan Ibu Teti dari kehidupan yang layak karena Bekasi adalah mempunyai perusahaan- perusahaan abong pemerintah Bekasi tidak bisa membatu Untuk orang miskin” ungkapnya. (Usan/Red).