Jurnal Indonesia Baru

PMII Kota Tarakan Adakan Pelatihan Kader Dasar Mapaba

JIB | Kota Tarakan- Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan sekolah islam gender (SIG) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat datu adil cabang Kota Tarakan digelar tanggal 14-21 Maret di balai diklat kampung 4 kota tarakan dengan Tema “Mewujudkan integritas kader militan dalam menghadapi realitas sosial” dan di ikuti oleh 15 peserta yang telah di seleksi oleh berbagai Rayon yang tersebar di bawah naungan komisariat datu adil.

Adapun pelatihan Kader Dasar dan Sekolah Islam Gender merupakan jenjang kaderisasi formal Di PMII Paska Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA).

Dengan demikian kegiatan PKD dan SIG menghadirkan berbagai Nara sumber yang menyampaikan materi tentang kepemimpinan, keagamaan serta kebangsaan, di dalam acara masa penerimaan murid baru di balai Diklat.

Ketua cabang PC PMII Kota Tarakan Syahrul Bahri mengatakan, berbagai hal tentang permasalahan yang mengahadapi organisasi PMII saat ini. Seperti Penguatan tentang pemahaman keislaman islam rahmatan lil alamin dan tentang PMII dalam mengahadapi beberapa kelompok islam yang fundamental yang dimana mencoba untuk mengrong-rong NKRI.

“Bahwa ada penguatan kebersamaan untuk bersama bergerak dalam mengembangkan PMII di Kota Tarakan, sehingga ke depan kader PMII mampu untuk menghadapi dan menetralisir pemahaman islam fundamental yang mulai berkembang.” Jelas, Syahrul kepada Jurnal Indonesia Baru. Kamis (21/03/2019).

Dalam kegiatan tersebut ada beberapa narasumber dari berbagai kalangan. Selain dari Alumni PMII juga hadir KH. Slamet Basuki jombang.

KH. Slamet Basuki jombang, menjelaskan dalam acara tersebut, agar para mengurus PMII ini harus di awali dengan rasa. kalau bukan karena rasa adik-adik PMII tidak akan mungkin hadir dan lelah mengurus kegiatan ini.

“Organisasi ini merupakan intelektual muda NU yang dimana kedepannya akan menjadi pemimpin selanjutnya menggantikan kepemimpinan ditubuh NU baik di lembaga dan banom seperti ansor, fatayat, muslimat atau bahkan tak menutup kemungkinan Bisa memimpin NU di wilayah masing-masing dari anak ranting hingga PBNU” Tutupnya.(Dimas).