Jurnal Indonesia Baru

DS MEWUJUDKAN BEKASI BARU BEKASI BERSIH DENGAN 5 KONSEP

Alfakir : Drs Dadan Setiawan MM

JIB | Kabupaten Bekasi- Dinamika kehidupan Bekasi begitu komplek dari kesenjangan baik kesenjangan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan Ketenagakerjaan, khusunya di bidang pembangunan Inprastuktur yang sudah di eksekusi tetapi tidak merata ini yang berdampak kepada kemajuan perekonomian di wilayah Bekasi.

DS hadir untuk itu, artinya kami hadir Bekasi nyaman, dengan gerakan DS Bekasi nyaman, tetapi semua itu harus di dukung penuh oleh semua kalangan maupun elemen agar sesuai konsep-konsep misi dan visi Bupati dengan menciptakan kemaslahatan bagi rakyat Bekasi.

Program yang ada kita jalankan, di tambah 5 Program DS jika menjadi Wakil Bupati Bekasi ya itu :

1. Tidak macet

2. Tidak becek

3. Tidak kumuh

4. Tidak gelap

5. Tidak santai

1.Tidak macet artinya, kami Akan berkoordinasi kesemua elemen, khusunya Dinas Perhubungan, kepolisian dan peran masyarakat agar sadar hukum dan mentaati peraturan undang-undang lalulintas, agar terlihat di setiap prapatan jalan seperti lemah abang, lampu merah cikarang, cibitung, tambun, jababeka, pasar serang, cibarusah dan lainnya agar tertata rapi sehingga budaya macet setidaknya berkurang, di Sisi lain di berikan pemahaman dan bersosialisasi dengan lapisan masyarakat, tentang bagaimana cara mengatasi kemacetan lalulintas pertama lampu pengatur lalulintas, jalan layang, jalan searah dan sistem buka tutup, lingkaran di tengah persimpangan dan simpang susan.

2. Tidak Becek artinya semua ini harus ikut berperan untuk Bekasi sadar akan lingkungan di wilayah masing-masing agar jalan tidak becek, baik dari segi infrastuktur, drainase dan lain-lain agar bisa tertata dengan baik rapi itu perlu sigap Dinas terkait ketika ada permaslahan di bawah langsung respon, cepat di tangani agar satu permasalahan bisa di atasi (selesaikan), dan permasalahan yang lain ditangani, tidak bertumpuk-tumpuk.

3. Tidak Kumuh adalah merupakan masalah konpleks yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar di Indonesia, salah satunya di kabupaten Bekasi, tentang permukiman kumuh, pada umumnya mencakup tiga segi, yaitu, pertama, kondisi fisiknya. Kondisi fisik tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi rendah, jaringan jalan tidak berpola sehingga rawan penyakit dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan drainase tidak berfungsi serta sampah belum dikelola dengan baik. Kedua, kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di permukiman tersebut. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di kawasan permukiman kumuh antara lain mencakup tingkat pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang mewarnai kehidupannya yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang apatis. Ketiga, dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi tersebut sering juga mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada kehidupan keseluruhan masyarakat Bekasi DS hadir untuk itu.

Adapun kawasan permukiman kumuh dianggap sebagai penyakit kota yang harus diatasi. Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan permukiman. Sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas permukiman yang terwujud. Permukiman kumuh adalah produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan kurangnya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan pelayanan kota yang memadai dan DS bisa mengatasi itu akan tetapi DS tidak sendiri, harus semua steakholder yang bisa mengatasi semua permasalahan (bersatu kita tegu bercarai kita runtuh).

4. Tidak gelap artinya DS bagaimana caranya untuk penerangan di segala pelosok wilayah yang ada di kabupaten Bekasi karena Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.

Maka DS sudah mengonsep semua untuk penerangan wilayah berdasarkan wilayah masing-masing dengan pencahayaan alami, pencahayaan buatan, pencahayaan merata, pencahayaan terarah, pencahayaan setempat, pencahayaan langsung, pencahayaan semu langsung, pencahayaan difus, pencahayaan semi tidak langsung, dan ini kalau sudah menjadi wakil bupati akan DS terapkan sehingga wilayah Bekasi merata akan penerangan jalan baik di Kota maupun di perdesaan wilayah kabupaten Bekasi.

Dan 5. Tidak santai kenapa saya konsep tidak santai kita masyarakat Bekasi jangan berleha-leha dan santai masih banyak yang harus kita kerjakan untuk pembangunan Bekasi dari segi sosial, ekonomi, pendidikan dan sebagainya, jangan sampai ketinggalan oleh kota-kota maju, Bekasi adalah Mesin Dollar kalau kita tidak bisa mengelolahnya akan tergerus, oleh sebab itu kenapa saya punya konsep Tidak santai kita harus giat bekerja, belajar agar bisa membangun Bekasi. terakhir “Tanamkan Bekerja dan Belajar”.

Inilah sekelumit konsep-konsep yang DS buat agar masyarakat Bekasi bisa tergugah, demi kemajuan, kemaslahatan pembangunan Bekasi yang merata sesuai slogan Bekasi Baru Bekasi Bersih. (*)