JIB | Yogyakarta- Pada hari Senin tanggal 23 Juli 2019 di Yogyakarta mahasiswa Papua menyikapi situasi politik pasca pilpres 2019
menurut keterangan Bernard dan Alex perwakilan dari mahasiswa Papua yang merupakan mahasiswa universitas APMD Yogyakarta mengatakan mahasiswa yang berasal dari Papua kini sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta jumlahnya tidaklah sedikit namun banyak di beberapa Universitas Yogyakarta.
“Mahasiswa Papua ada yang belok kekanan (mendukung segala kebijakan Pemerintah Indonesia) dan kekiri (yang menginginkan keluar dari NKRI)” Jelas Bernard.
Kelompok mahasiswa yang bertempat tinggal di mess mahasiswa Kamasan sangatlah tertutup dalam kehidupannya baik dengan warga sekitar maupun warga yang sama-sama dari Papua.
kami mahasiswa Papua menyikapi kegiatan yang menjadi sorotan nasional terkait dengan aksi aksi mahasiswa Papua yang selalu menyuarakan kemerdekaannya untuk Papua itu merupakan kejahatan karena Papua sampai saat ini masih merupakan bagian dari NKRI dimana secara konstitusional upapaya kemerdekaan itu tidak akan bisa terlaksana dan mustahil.
selama ini pemerintahan Jokowi sangat memperhatikan Papua dimana pada masa pemerintahan Jokowi 5 tahun ke belakang fokus ke pembangunan di Papua yang akan di rasakan oleh masyarakat Papua jadi sepantasnya kami sebagai warga Papua mendukung apa upaya pemerintah Jokowi untuk kedepannya.
tidak mendukung segala aksi yang dilakukan kelompok Papua misalkan melakukan aksi demo yang tidak memiliki kejelasan dan tujuan akan aksi tersebut.
tidak mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa papua dengan melakukan kegiatan demo karena punya pendapat tujuan utama pergi ke Yogyakarta untuk kuliah bukan untuk hal-hal yang tidak ada titik jelasnya.
Dengan adanya ketidaksamaan dalam tujuan di Yogyakarta maka lebih baik mahasiswa yang belok kekanan tinggal di luar asrama atau mess mahasiswa Papua dikarenakan ingin konsentrasi ke pelajaran yang jika lulus nanti akan diterapkan ke wilayah Papua.
Sangat antusias dan mendukung langkah dari pemerintah terutama Polri untuk merubah pola pikir serta bersedia juga membantu tugas Polri namun diyakini tidak akan mudah dan cepat dalam merubah pandangan orang apalagi Papua
Sangat disayangkan jika adat atau kebiasaan dari kampung dalam artian untuk mahasiswa Papua dibawa ke tanah rantau atau Yogyakarta sebagai temapt menuntut ilmu sehingga akan bertentangan dengan adat Yogyakarta misalkan adat untuk minum minuman keras yang dilarang di wilayah Yogyakarta
Dengan adanya beberapa kejadian terutama yang mengatas namakan Papua maka akan menimbulkan pandangan yang negatif atau jelek terhadap warga atau mahasiswa yang berasal dari Papua padahal tidak tau apa-apa terkait tujuan dari aksi tersebut. (Red).