Jurnal Indonesia Baru

Tamparan Untuk Virus Corona Dalam Kacamata Agama Islam

Oleh : sebelah KH. Mustofa Hasan Ust. Taufik Suprapto, S.Sos.I, tengah Pimpinan Majlis Dzikir dan Ta’lim “DARUT TAUFIQ”, Pamahan Rukem, Desa Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi), Kanan KH Atin Hayatin Kauni S.Ag

JIB | Bekasi – Sebagai umat Islam, yang paling pertama dipinta adalah IMAN/KEYAKINAN/TAUHID. Oleh karenanya, kita yakin, bahwa setiap apa yang di perintahkan oleh Allah dan Rosulnya, jika kita jalankan pasti akan membawa dampak kebaikan. Sebaliknya, setiap hal yang di larang oleh Allah dan Rosulnya, jika kita langgar, juga pasti berdampak mudlorot/keburukan yang akan menimpa kita.

Maka, yakinlah wahai saudaraku… Dengan perintah kewajiban menjalankan ibadah shalat lima waktu dengan wudlunya yang benar, pasti akan membawa dampak kebaikan, menjauhkan perbuatan keji dan munkar, diberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan, di limpahkan rejeki yang baik dan halal, bahkan diberikan kesehatan dzohir maupun bathin, dan masih banyak lagi lainnya yang akan kita terima.

Dari praktek wudlu, kita diajarkan bercuci tangan, berkumur-kumur, menghisap air ke hidung kemudian mengeluarkannya, membasuh wajah, rambut kepala, mencuci tangan hingga sikunya, mencuci telinganya, sampai terakhir mencuci kedua kaki, itu semua pasti ada hikmah kebaikan bagi kesehatan untuk hamba – hambanya yang ta’at, patuh dan tunduk dengan tulus ikhlas dalam menjalankannya (kita ridho). Dengan demikian, Allah pun meridhoi kita.

Sebagai muslim, wajib beriman dengan kitab sucinya, yang didalamnya tercatat keilmuan sebagai obat dari berbagai macam penyakit. Sebagaimana di dalam surat Al – Isra’ ayat 82 : “Dan Kami turunkan dari Al – Qur’an, suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang – orang yang beriman. Dan Al – Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang – orang yang dzolim, selain kerugian,”.

Duhai saudaraku,,, Cobalah baca kembali dan renungkan ayat Qur’an ini. “Wanunazzilu minal qur’aani maa huwa syifaaun warohmatul lilmu’miniina, walaa yaziidudzzoolimiina illaa ‘khosaaroo”. (Al Isro’ : 82).

Ayo kita kembali menjadi kodrat sebagai manusia yang mau menghamba kepada Tuhannya. Pasti kita akan mendapat ridho-Nya, sampai batas waktu habis sebagaimana sudah di tentukan (ajal). “Wahai jiwa – jiwa yang tenang, pulanglah kalian kepada tuhanmu dengan perasaan ridho, maka masuklah menjadi golongan hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku.” (QS. Al Fajr : 30).

Kesimpulan :
1. Perkuat keimanan,
2. Jalankan segala perintah kewajiban dengan ridho/tulus,
3. Hindari /jangan dikerjakan setiap hal yang dilarang/di haramkan,
4. Yakin, setiap perintah dari Allah dan Rosul-Nya pasti berdampak kebaikan.
5. Perbaiki tatanan ibadah kita, dengan giat semangat tolabul ilmi (menuntut ilmu) kepada para ulama/guru kita. (EndAng)