Jurnal Indonesia Baru

Bekasi Masa Doeloe Dan Masa Depan Ini Kata Sejarawan Bekasi, Prof. H. Ali Anwar. Dikediaman Rumah Tokoh Bekasi, H. Yaman Edie Bair

JIB | Kabupaten Bekasi, – Meminta sedikit tanggapan disela sela kunjungan Silaturahmi Sejarawan Bekasi, Prof. H.Ali Anwar. ke Rumah Tokoh Bekasi, H.Yaman Edie Bair, disinggung terkait Tugu Batu Prasasti di Gedung Juang Bekasi, ini tanggapan dari Beliau.

“Meski saya tdk terlibat dalam Tim Pembangunan Tugu Batu prasasti yang dibangun di depan Gedung juang Tambun Bekasi, namun tetap saya mengapresiasi atas berdirinya tugu tersebut, sebuah monumen yang turut mewarnai khasanah sejarah di Kabupaten Bekasi,”Ungkapnya.

Dan bicara Bekasi tempo dulu menurut sejararawan Prof. H.AlI Anwar, memiliki tingkat perjuangan dengan Dinamika yang sangat hebat. jika dibandingkan dengan beberapa peristiwa perjuangan atas perlawanan terhadap imprialis, ini termasuk yg hebat sepanjang masa,”Paparnya

Dan setiap periode perjuangannya juga telah ditulis oleh para sejarawan karena terbukti dalam setiap peristiwa perjuangannya terungkit melalui fakta sejarah dan refrensi dari berbagai narasumber yang terpercaya yang kemudian terarsipkan dengan rapih.

Prof.Ali Anwar memaparkan, ada baiknya kita Menengok kebelakang di tahun 1869 tentang pemberontakan Petani di Tambun, itu sudah terarsipkan dengan baik, prasasti tugu dan pembangunan kali Chandra Baga, hal ini menunjukan bahwa perjuangan Masyarakat Bekasi saat itu selalui ditandai dengan tonggak-tonggak perjuangan. Namun bukan berarti setiap perjuangannya selalu ditandai oleh Prasasti,’ pungkas Sejarawan Prof.H.Ali Anwar, penulis Biographi KH.Noer Ali ini.

Pada masa revolusi Bekasi menjadi Garda terdepan pertahanan Republik Indonesia, yang mana saat itu pasukan Belanda dan Sekutunya sudah berada di Jakarta untuk melakukan arteleri darat menuju jawa tengah dan jawa Timur. Syarat perjalanan mulus agar sampai ke tujuan tersebut, Tentara Belanda dan Sekutu harus menjebol dan menggempur Bekasi terlebih dahulu ,” Tutur Sejarawan Prof.Ali Anwar.

Perlawanan dari masyarakat Bekasi yang di pimpin oleh KH.Noer Alie, membuat kocar-kacir pasukan Belanda dan Sekutu, karena kala itu logistik dan Alutsista perang Barisan pejuang Bekasi juga dilengkapi ratusan pucuk senjata hasil rampasan perang.

Maka atas Faktor itulah kemudian Bekasi di anugerahkan sebagai Kota Patriot.
Kesaksian dan catatan sejarah Mayjen Lukas Samba Dinata, mantan Komandan Batalion 5 Bekasi saat itu, memberikan kesaksian bahwa Bekasi teramat sulit ditaklukan oleh kekuatan tempur tentara Belanda dan sekutunya.

Hal ini memperjelas bahwa Bekasi adalah Zona Patriot sejati, yang sulit ditaklukan
Karena melintasi jalur darat melaui Bekasi yang sulit di Jebol, tepatnya pada bulan April 1946, Belanda dan Sekutunya sudah dapat menguasai Bandung, melalui jalur Puncak Bogor sebagai jalan alternatif yg mereka tempuh, tapi untuk menguasai Tambun Bekasi, pasukan Belanda baru mampu menguasainya di 21 Juli 1947, ada masa perlawanan yang panjang selama 1 tahun dari para pejuang Bekasi.

Spirit para Jawara dan Kiayi yang gigih. Ikhlas serta para ibu yg melepaskan anak lelakinya yang dirasa cukup usianya untuk berjuang ditambah lagi sikap terbuka dari Masyarakat Bekasi yang menerima kehadiran pejuang dari daerah lain untuk bergabung.

Hal ini menjelaskan dan mencerminkan bahwa karakter dan sifat masyarakat Bekasi itu RELIGIUS, TOLERAN DAN EGALITER, artinya Welcome pada siapapun, termasuk kepada para pendatang, dengan catatan harus tetap menghormati nilai nilai kedaerah yang tumbuh di masyarakat kabupaten Bekasi,”Ujar Prof. ALI ANWAR,
di penghujung Diskusi nya yang ringkas seputar Bekasi Tempo dulu.

Beliau menyampaikan, agar nilai nilai perjuangan yang telah di wariskan oleh para pejuang Bekasi, harus dimaknai.dan dijadikan spirit untuk membangun Bekasi Kedepan. (Re)