JIB | KABUPATEN BEKASI – Salah satu tokoh muda penggiat dakwah asal Kabupaten Bekasi, Ustad Taufik Suprapto menemukan ada kesalahan tanda baca pada huruf ayat Al-Qur’an yang terdapat pada Mushaf warna merah dengan sampul depan bagian atas bertuliskan BPJS Ketenagakerjaan.
Kejadian ini menjadi viral di kalangan masyarakat muslim sekitar wilayah Karawang dan Bekasi umumnya Jawa Barat setelah Ustad Taufik memposting vidio terkait hal tersebut di akun media sosial tiktok miliknya dengan akun @b4n9.74ufik atau UT.
Dalam postingan vidionya yang berdurasi lima menit lima puluh lima detik, Ustad Taufik menerangkan letak kesalahan pada tanda baca yang ada di surat Al-Anfal ayat enam puluh lima, bahwa ada kalimat yang semestinya tidak ada tanda baca harokat syiddah/tasydid, tapi dalam mushaf itu bertasydid, yang kemudian cara membacanya bunyinya jadi berubah dan arti maknanya dalam bahasa Arab otomatis berubah. Dalam ayat suci Al-Qur’an, hal tersebut sangat fatal dampaknya bagi pembaca sehingga bisa mendapat dosa secara hukum agama Islam.
Dalam vidio tersebut, ketika Ustad Taufik atau bang UT merasa janggal dengan tulisan itu, maka ia segera mengambil tiga mushaf Al-Qur’an lainnya yang berbeda-beda untuk membandingkan kebenarannya. Dan ternyata benar, tiga mushaf lainnya itu semuanya sama, bahwa huruf pada kalimat di ayat tersebut semuanya tidak ada harokat syiddahnya, sentara di mushaf merah ada syiddahnya.
Keterangan harokat syiddah di atas huruf itu, secara ilmu tajwid atau ilmu cara membaca Al-Qur’an menandakan bahwa hurufnya ada dua, yang satu dibaca mati atau sukun, sementara satunya lagi dibaca hidup, sehingga cara membacanya harus ditekan. Maka pada mushaf merah itu berati ada satu penambahan huruf ilegal.
Diketahui pada tulisan lampiran dalam, ternyata Mushaf Qur’an Merah ini adalah bagian dari program BPJS, yaitu Gerakan Satu Juta Mushaf Al-Quran Keluarga Besar BPJAMSOSTEK pada tahun 2021, serta tertera tanda tashih (penguji/red) dari LPMQ tahun 2015 berikut nama percetakannya ar-Ribh Murtadho Publishing Bekasi bersama PT Rahmah Bilqis Media.
Terkait hal itu, ketika ditemui di kediamannya, Jumat (05/01/2024) Ustad Taufik atau UT menjelaskan, bahwa dengan adanya kesalahan penambahan tanda baca harokat syiddah atau tasydid tersebut, maka otomatis jadi menambah satu huruf yang sama yang semestinya tidak terjadi, karena ini menyangkut ayat suci ilahi yang mutlaq dari samawi melalui wahyu lewat Malaikat Jibril ‘alaihissalam kepada Nabi Muhammad SAW.
“Setelah saya mengetahui hal itu, saya jadi lebih hawatir lagi, Jangan-jangan masih ada kesalahan lainnya lagi yang terdapat pada mushaf itu. Makanya saat itu saya sepontan membuat vidio untuk memberitahukan masyarakat muslim lainnya lewat medsos akun tiktok saya agar yang memiliki atau ada yang diberi mushaf Al-Qur’an yang sama seperti itu agar berhati-hati, karena sangat diragukan validasinya”, ujar UT.
UT juga menjelaskan kronologis awal menemukan kesalahan tanda baca pada huruf ayat Qur’an tersebut, bahwa dirinya saat itu sedang mengkhususkan diri selama tiga hari untuk menghatamkan baca Qur’an sambil berpuasa dalam rangka syukur nikmat awal tahun 2024 (Selasa,Rabu,Kamis, tanggal 2,3,4 Januari) bersama putra sulungnya dan dua muridnya di area makam para Kiai pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum, Bakan Pojok, Desa Cinta Asih, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
UT memaparkan, bahwa di pendopo makam itu memang sudah banyak tersedia macam-macam jenis mushaf Qur’an yang biasa sering dibaca oleh para santri ataupun para peziarah baik siang malam. Mushaf Qur’an yang tersimpan disitu, menurut penuturan para pengajar, memang tidak diketahui langsung siapa saja yang membawanya, karena biasanya suka ada selain santri juga para peziarah yang sengaja membawa Qur’an untuk disimpan atau diwakafkan di area pendopo makam.
“Diantara sekian mushaf Qur’an yang ada disitu, saya memilih mushaf Qur’an warna merah tersebut yang kebetulan hanya ada satu-satunya. Setelah diketahui ada kesalahan pada ayat tersebut dan ditanyakan siapa pemilik mushaf itu, semua tidak ada yang tau. Akhirnya mushaf itu saya bawa untuk diamankan”,
Masih penuturan UT, bahwa pada hari Jumat (05/01/2024) sekitar pukul 10.30 WIB menjelang waktu solat Jumat, dirinya kedatangan dua orang tamu yang mengaku sebagai pihak percetakan mushaf Qur’an BPJS tersebut, sebelumnya mereka disuruh oleh pihak Kementerian Agama (KEMENAG) dalam hal ini lembaga Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) agar segera menemui UT untuk permohonan maaf dan klarifikasi terkait postingan vidio di medsos akun tiktok.
“beliau meminta maaf dan klarifikasi bahwa nanti Al Qur’an yang salah penulisan itu akan diambil dan diganti dengan yang baru. Bahkan beliau hari itu juga sepulang dari kediaman saya, langsung menuju Pesantren Darul Ulum untuk memberikan bantuan Al-Qur’an”, pungkasnya.
Ustad Taufik berharap kepada pihak-pihak berwenang, agar dalam proses pembuatan atau pencetakan mushaf al-Quran benar-benar harus melalui proses pengawasan yang sangat ketat sebelum dicetak dan disebarluaskan, karena bila ada kesalahan satu huruf saja, dampaknya sangat fatal bagi umat muslim dalam jangka panjang.
“bila perlu, pemerintah terkait harus bertindak sangat tegas untuk memberikan sangsi kepada pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab atau menyepelekan dalam hal mencetak mushaf Al-Quran hingga pendistribusian. Jangan cuma orientasi bisnisnya saja yang dikedepankan, tapi dampaknya akan sangat merugikan bagi umat muslim bila ada kesalahan”, pintanya.
“Kepada masyarakat muslim dimanapun berada, baik di lingkungan pesantren, madrasah, majlis taklim, ataupun masjid dan musholla, bila menemukan, atau memiliki atau diberi mushaf Al-Qur’an yang sama seperti itu, lebih baik berhati-hati, hawatir masih ada kesalahan tulisan lainnya yang belum diketahui. Kita jaga bersama kemurnian ayat suci Al-Qur’an kita”, pungkasnya. (Sam)