JIB | Kabupaten Bekasi- KEPALA Korps Binmas Mabes Polri Brigadir Jenderal Herry Wibowo turun langsung ke wilayah untuk melihat kondisi masyarakat yang berkekurangan, Rabu (20/2/2019).
Ada 2 titik yang disambangi oleh perwira tinggi ini, pertama di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara dan kedua, Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedungwaringin.
Di Kecamatan Cikarang Utara, Herry bertemu dengan Rosanah (64) yang tengah menderita sakit. Kedatangan mantan kepala Polresta Bekasi itu disambut tangisan Rosanah.
Pria berpangkat bintang satu itu pun memanggil dokter yang turut mendampingi. Tensi Rohanah diperiksa. Selain itu Herry juga memberikan sejumlah bingkisan berupa kebutuhan sehari-hari.
Di lokasi kedua, Herry bertemu dengan Emoh (90) yang tak dapat melihat karena sakit mata. Emoh menderita penyakit itu sejak 2016. Dokter kemudian mengecek tensi Emoh. Ia juga mendapat bantuan seperti Rohanah.
Kakorbinmas Brigjen Herry Wibowo saat di kediaman Emoh di Kedungwaringin.
Kepada awak media Herry menjelaskan, pihaknya meninjau wilayah dan melihat sejauh mana babinkamtibmas bekerja membantu masyarakat.
“Kita mengecek apakah mereka melaksanakan perintah dari pimpinan dengan baik dan benar. Ini kita mulai cek bukan hanya wilayah Jakarta atau Bekasi, tapi seluruh Indonesia,” ucapnya.
Lanjutnya, Polri memiliki 50.000 babinkamtibmas di seluruh Indonesia yang berperan sebagai tulang punggung Polri untuk membantu masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan.
“Salah satunya memberikan bantuan kesehatan. Ada tim Urkes Dokkes dari polres. Ada dokter-dokter yang kita libatkan membantu mengobati masyarakat,” katanya.
Katanya, pemberian bantuan kepada masyarakat sebagai salah satu tugas Satgas Nusantara pada Subsatgas Manajemen Sosial.
“Kita dibekali masuk di dalam satgas untuk memberi bantuan sosial yang kita kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
Sementara itu tokoh masyarakat Desa Tanjung Sari, Mahdar Saeful Bahri bersyukur atas bantuan itu kepada warga.
“Alhamdulillah. Mudah-mudahan bantuan yang kaya gitu berjalan di kemudian hari, tak hanya sekilas,” kata mantan kepala desa ini.
Berdasarkan data Rukun Tetangga setempat, setidaknya ada 400 KK yang belum mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) di desa itu.
“Keluhan paling banyak kesehatan karena KIS belum merata. Yang paling penting kesehatan, dengan sehat kita bisa aktivitas,” ucapnya mengakhiri. ( Sep)