Jurnal Indonesia Baru

Warga Perum BCM Sukadami Banjir Sampai Betis Orang Dewasa

JIB | Cikarang Selatan, Bekasi-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memprediksikan curah hujan yang menunjukan bahwa sebagian wilayah pulau Jawa akan di guyur hujan selama beberapa pekan terakhir yang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir dan juga longsor.

Salah satu daerah yang terkena dampak hujan lebat adalah Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Hujan berintensitas tinggi mengguyur dan menggenangi jalan – jalan utama perumahan Bumi Cikarang Makmur (BCM), dengan PT Usaha Bumi Makmur selaku pengembang yang berada di Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi Jawa Barat tersebut, Senin, (26/11/ 2018).

“Kawasan Perumahan yang paling parah terkena dampaknya,” kata Kepala rukun tetangga 012/014, Sucipto.

Sucipto menjelaskan, keadaan banjir seperti di terjang tsunami kecil yang tumpah di jalan. Air merendam jalan utama setinggi betis orang dewasa, sehingga tampak seperti sungai. Banjir tersebut merendam kendaraan yang melintas di jalan utama dan belakang perumahan. Lorong gang, yang berada di RW 014 blok D, juga terendam. Beberapa tempat sampah dan lainnya bahkan terseret banjir.

Selain jalan utama dan blok D, banjir merendam blok F dan lainnya dengan ketinggian air hingga sebetis orang dewasa. Sucipto mengatakan banjir mengalir cepat dan semua drainase perumahan BCM meluap tidak sanggup menampung luapan air hujan.

“Hampir semua saluran drainase perumahan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir,” tuturnya.

Selain itu, masih menurut Sucipto, pihak pengembang perumahan seakan tidak memperdulikan nasib para penghuninya, hal ini terbukti dengan hasil evluasi air yang mengalir dari perbatasan Kampung Ciantra, tidak adanya solokan atau kali kecil di pinggir perumahan BCM, seperti kali di blok F yang berbatasan langsung dengan perumahan BIP,” Ungkapnya.

Sucipto juga menambahkan, bahwa adanya solokan, akan tetapi itu pun buatan warga sendiri dengan cara gotong royong membuat solokan tersebut, dan itu juga sudah dangkal di karenakan longsoran dari atas tanah kampung Ciantra.

“Jika di evaluasi mundur, hal ini terjadi karena perencanaan pembangunan (red-deplover) yang tidak membuatkan solokan tersebut pak,”katanya.

Sucipto juga menegaskan, bahwa ia tidak menyalahkan kiriman air hujan dari Blok lain atau pun kampung atas (Ciantra), akan tetapi lebih kepada persiapan pengembang yang dalm hal ini adalah, fasilitas solokan perbatasan Perumahan dan Kampung atas.

Hal senada di ungkapkan Rudi, salah satu warga perumahan BCM yang merasa kurang nyaman atas fasilitas yang di berikan pihak pengembang kepada dirinya.

“Jelas ini tidak nyaman sekali,sekarang hanya sebetis orang dewasa, mungkin kedepannya sudah perut orang dewasa. Apa lagi rencana adanya pembangunan unit lagi di area sawah yang selama ini jadi penampungan dan resapan air antara blok C dan D. kalau itu terjadi jelas sudah rumah saya akan banjir setiap hujan kecil atau pun besar,dan bisa jadi ketinggian sebatas perut juga akan terjadi,” pungkas Rudi kesal.(Endang)