Sunday, December 22, 2024
HomeJIB NewsKarawang Mesin Dollar 11 Orang Tinggal Di Rumah Tidak Layak

Karawang Mesin Dollar 11 Orang Tinggal Di Rumah Tidak Layak

JIB | Karawang- Hidup di bawah garis kemiskinan, memang sangat menyakitkan dan penuh penderitaan di sisi lain sangat mengenaskan 11 orang tinggal di rumah tidak layak huni, bagaimana dengan kesehatannya, apalagi tinggal di tanah orang lain, Amud (45) warga Dusun Karajan , Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta, harus bekerja ekstra keras, dan harus menghidupi seorang istri dan tujuh orang anak. Dengan penghasilan alakadarnya. Minggu (12/05/2019).

Amud kepada awak media mengatakan, rumahnya dihuni oleh sebelas orang, bahkan dirinya pun harus tidur di bale depan rumahnya karena kondisi rumah yang sempit, kotor dan Amburadul.

“Jadi lamun sare teh kos cue, ngalampar di handap, (kalau tidur itu kaya ikan cue numpuk, berjejer di lantai),” katanya.

Amud juga, kesehariannya menjadi kuli ngarit rumput untuk makan domba milik orang lain. Pengasilan yang didapat setiap hari hanya Rp 20 ribu, itu pun buat beli beras dan jajan anak-anaknya, ya kadang kuli apapun kami lakonin demi menghidupi anak-anak.

Apalagi di bulan puasa ini tidak melaksanakan kewajiban berpuasa seperti layaknya seorang muslim lainnya.

“Hoyong puasa tapi teu gaduh sakeur buka (ingin puasa tapi tidak ada buat sahur sama buka puasa, cuma kalau yang lainnya tetap menjalankan puasa),” Keluhnya.

Masih kata Amud, sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah, apalagi pemerintah desa, saya berharap dengan Adanya pemberitaan ini semua pihak bisa memperhatikaumah yang ditempati Amud sudah tidak layak huni. Dirinya hanya pasrah dengan kehidupan yang menimpanya, walaupun harus mengurus anak-anaknya yang masih kecil.

“Putra aya tujuh, anu tos nikah dua. Anu sakola aya tilu, anu teu acan aya dua (anak ada tujuh, yang sudah nikah dua, yang masih sekolah tiga, dan yang belum sekolah dua),” Ujarnya.

Tempat terpisah Badriyah tetangga Amud mengakui kehidupan Amud di bawah garis kemiskinan. Amud hanya seorang tukang ngarit dan istrinya tukang kuli cuci, bahkan harus mengurus anak-anaknya. Makanya dia sangat mengharapkan bantuan pemerintah.

“Saya sangat berterima kasih kalau ada yang ngasih bantuan. Apalagi kalau ada yang mau membedah rumah,” Tutupnya. (As)

Sum : Raka / Kominfo Karawang

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular