Jurnal Indonesia Baru

Diduga Program PTSL di Jadikan Ajang Bisnis Pemerintah Desa Sinoman

JIB | Kabupaten Pati- Program Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), merupakan suatu kebijakan Kementrian untuk pemetaan tanah yang bertujuan agar tanah yang belum hak milik (bersertifikat) menjadi berserifikat. Dan salah program Presiden jokowi.

Juga untuk mengetahui luas wilayah desa, bidangan tanah, serta meningkat perekonomian untuk masyarakat serta agar dapat membantu desa dalam mengatasi masalah sengketa lahan antar masyarakat.

Program tersebuk langsung mendapatkan surat kerja bersama (SKB3 MENTERI) langsung dari 3 mentri, disana jelas di paparkan sistem kerja dan pengelolaan PTSL.

Dari apa saja yang di butuhkan untuk pemberkasan dari desa sampai pengiriman data sampai badan pertanahan nasional BPN,
serta kebutuhan tersebut sudah diatur dalam SK3 MENTRI.
untuk anggaran berfariasi untuk wilayah-wilayah se-Indonesia. Adapan pulau Jawa dan Bali dikenakan tarif 150.000.- .
dan untuk akta kepimilikan tanah bawah umur, serta pajak BPHTB di gratiskan
untuk wilayah pati sendiri berdasar oleh (musdes) musyawarah desa
tetapi hal tersebut di duga sering kali dimanfaatkan pemerintah desa untuk memperoleh pundi-pundi rupiah dan mencari keutungan pribadi.

Seperti contoh Desa Sinoman Kecamatan Pati Kabupaten Pati Jawa Tengah, di kenakan tarif 500.000,- perbidang dengan total pendaftar 600 bidang tanah belum lagi ditambah kepemilikan tanah dibawah umur 250.000,-
kalau di hitung hitung jumlah fantastis merupakan lahan empuk untuk berbisnis dan medapatkan hasil dari program PTSL bagi panitia dan Pemerintah Desa.

Saat di konfirmasi awak media tentang PTSL di kenakan biaya Rp 500 ribu di tambah akta Rp 250 ribu, kepala Desa Sinoman Triyono membenarkan hal tersebut, ya pak semua sudah saya rapatkan berserta panitia, masyarakat, pak Bupati, juga Kepolisian dan Kejaksaan mengetahui.

Dan awak media bertanya tentang Perdes dan bisa kita lihat perdes nya pak.?? Kepala Desapun menjawab, hehehe… sudah lah pak jangan cari kesalahan di desa, intinya semua berdasarkan musyawarah desa. Dan sudah di bentuk panitia semua saya serahkan ke panitia.

Dengan tergesa-gesa dan wajah panik berusaha menghindar dengan alasan ada janji, sebelumnya pamit kades berbicara kepada sekdes dan bendahara selang tak begitu lama bendahara (Wahyuningsih) memberikan sesuatu kepada awak media katanya di suruh kades.

“Ini pesan dari pak lurah pak, kata pak lurah suruh ngasiin ke mas-mas wartawan” Jujurnya Wahyuningsih.

Selang berapa lama tim awak media langsung mendatangi kerumah ketua panitia PTSL untuk meminta kejelasannya Agus pun tidak ada di kediamannya dan kebetulan baru pergi ke daerah kudus.

Lalu tim awak media langsung menelepon panitia Agus dalam jawaban “Iya pak saya benar ketua panitia, tetapi semua yang mengatur dan menjalan program dari anggaran dll.” Ucapnya agus dalam pembicaraan melalui telepon selulernya. (Tim)