JIB | Majalaya, – Saat ini kita masih menghadapi tantangan yang mengharuskan beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Corona Virus Disease-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan (droplet) dari penderita yang bersin atau batuk dan kontak erat dengan penderita atau kontak dengan permukaan dan benda yang terkontaminasi. Covid-19 masuk ke tubuh melalui mata, hidung, dan mulut lewat tangan yang terkontaminasi virus.
Belum ditemukannya vaksin dan pengobatan definitif COVID-19 diprediksi akan memperpanjang masa pandemi, sehingga masyarakat harus bersiap dengan keseimbangan baru pada kehidupan.
Aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi harus berjalan beriringan dan saling mendukung. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-19. Apalagi menjelang liburan mudik lebaran 2021.
Ruslan Efendy Lintas Alumni My One mengatakan Apalagi hari ini mendekati Bulan puasa, seharusnya kita khusu untuk berpuasa dan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Majalaya tradisi mudik tidak bisa di hilangkan.
“Diharapkan masyarakat Majalaya seharusnya jangan mudik agar bisa mencegah dan memutuskan mata rantai Virus Corona -19, agar selalu tetap di rumah.”menurut pandangan Lintas Alumni My One Ruslan Efendy.
Hal ini menurutnya sesuai dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011. yang mengatur upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif
dalam meningkatkan status kesehatannya.
“Dan Masyarakat Majalaya memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang.” Ucapnya.
Lanjut, Ruslan Efendy. Masyarakat Majalaya atau masyarakat luasnya harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat Majalaya serta memberdayakan semua sumber daya yang ada.
“Peran masyarakat Majalaya untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19, (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan melalui perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat Majalaya dan masyarakat lainnya.” Tutupnya.
Adapun kegiatan perlindungan (protect) antara lain yaitu :
1. Dilakukan melalui penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar
2. Penyediaan handsanitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum.
3. Pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan.
4. Peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19.
Ada empat pesan protokol kesehatan secara umum untuk mencegah covid-19 yang disampaikan saat sosialisasi meliputi 4 M :
Memakai masker dengan benar. Mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir atau hand saniter. Menjaga jarak minimal 1 meter. Menghindari kerumunan.