JIB | KABUPATEN BEKASI– Sekilas, tak ada yang spesial dari sosok AKP Sukarman. Ia hanya seorang perwira menengah yang menjalankan tugas seperti biasa. Melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat sepenuh hati.
Pekerjaannya pun menyesuaikan jabatan. Dia saat ini menjabat sebagai Kasi Kum Polres Metro Bekasi. Artinya, Sukarman mengemban salah satu peran sentral. Tapi tetap, ia polisi biasa. Bahkan dia dicap terlalu lurus dan tidak neko-neko selama bertugas.
Karenanya Sukarman dianggap sebagai perwira menengah biasa. Namun, berkat hal inilah sosoknya dinilai istimewa. Tak mengherankan, pria asal Jawa Tengah itu layak di sebut sebagai salah satu anggota Polisi dengan jiwa Jendral Polisi masa lalu, Hoegeng.
Puluhan tahun ia berdinas di jajaran Polres Metro Bekasi. Di mata anak buahnya, sosok Sukarman menjadi panutan. Tak hanya dihormati karena sudah senior dalam kepolisian, namun juga sebagai atasan yang bertanggungjawab dan punya integritas tinggi.
“Kami sebagai anggota dan anak buah menjadikan beliau sebagai panutan. Untuk kesehariannya juga, mengenai ada kegiatan, tugas dan perintah selalu baik untuk kita. Maksud dan tujuannya jelas,” kata salah seorang anggota di Polres Metro Bekasi yang tak mau disebutkan namanya.
Ia menceritakan bagaimana sikap dan tindakan Sukarman saat bertugas menjadi Kasie Kum Polres Metro Bekasi. Sukarman sudah seperti ayah yang selalu memberikan contoh dan arahan agar dia bekerja dengan baik.
Dirinya banyak belajar dari Sukarman. Khususnya soal tanggung jawab sebagai polisi. Sukarman selalu mengingatkan anak buahnya agar tidak menunda-nunda pekerjaan.
“Tanggung jawab. Kalau ada apa-apa, selesaikan. Jangan ditunda-tunda. Lalu kalau ada apa-apa laporkan, jangan dipendam sendiri. Jadi kita kalau ada kejadian atau apa laporkan, nanti dicarikan solusinya bersama-sama,” ujar nya.
Ia menilai atasannya sebagai pria yang sederhana namun berwibawa. Sukarman juga sangat disiplin dan pekerja keras dalam menyelesaikan tugas.
Hal paling penting, kata dia, Sukarman memiliki pendekatan yang begitu humanis saat berinteraksi dengan warga. Ini menjadi teladan yang dapat ia ambil dari sosok Sukarman. Apalagi dirinya sekarang bertugas di Bid Kum Polres Metro Bekasi, yang mengharuskannya menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
“Pak Karman itu pengendalian personel. Terlebih sekarang ada kegiatan. Lebih ke pembinaan hukum anggota Polri, terus dilakukan monitor anggota-anggota yang mempunyai masalah hukum, dan yang benar benar tersangkut masalah hukum spesialis ada di bagiannya.” ujar nya kembali.
Menurut dia, Sukarman sudah dianggap seperti orang tua sendiri. Sebab, ia menjelaskan, Sukarman selalu mengerti apa yang dibutuhkan oleh anggotanya. Dia menilai pimpinannya itu akan siap membantu agar tugas-tugas di Bid Kum Polres Metro Bekasi berjalan lancar.
“Kalau kena tegur pasti ada saja, kita tidak selalu sempurna. Tapi pada saat itu juga, dikasih pengertian. Harus seperti ini, seperti itu. Untuk diarahkan ke yang lebih baik, tidak sekadar marah-marah saja. Lebih mengayomi, bukan menyuruh saja,” tuturnya.
Saat berada di dalam kantor, kata dia , Sukarman begitu memperhatikan hal kecil. Misalnya saja soal kebersihan. ia menyebut, Sukarman selalu memerintahkan anak buahnya untuk menjaga kondisi ruangan tetap rapi.
“Polisi Sederhana”
Nama AKP Sukarman memang pantas mendapat julukan Jendral Hoegeng Polres Metro Bekasi. Seperti tahun tahun lalu ketika menjabat sebagai Kanit dan Kapolsek di dua wilayah hukum Polres Metro Bekasi, ia juga mendapat sambutan hangat dan positif dari warga sekitar. Tapi anehnya, Sukarman justru merasa kurang pantas menjadi salah satu anggota Polisi yang di segani bahkan di hormati di wilayah itu.
Saat berbincang dengan awak media di sela kesibukannya, Selasa (22/08/2023), Sukarman enggan disejajarkan dengan Jendral Hoegeng. Pasalnya, ia menilai masih banyak anggota polisi yang pantas dan lebih baik dari dirinya.
“Saya pribadi kurang cocok dikatakan seperti itu. Karena banyak personel Polri yang lebih baik dan lebih layak. Mungkin kita tahu pak Hoegeng itu sangat jujur, orang mana yang tidak tahu beliau. Banyak polisi yang ditugaskan di pelosok-pelosok lebih pantas. Saya kurang pantas,” ujar Sukarman.
Baginya, menjalankan tugas sebagai polisi merupakan bentuk pengabdiannya untuk melayani masyarakat. Itu merupakan tugas pokok, sehingga dia hanya menunaikan pekerjaan yang semestinya dilakukan.
“Biasa saja. Kita harus terbiasa melayani masyarakat. Di manapun saya berdinas, ya melayani masyarakat. Tugas polisi seperti itu,” kata Sukarman.
“Dekat dengan Warga”
Semangat dan cita-cita mengabdi sebagai polisi sudah terpatri dalam hatinya. Di samping itu, Sukarman ingin membahagiakan ke dua orang tuanya.
Sampai sekarang, tercatat Sukarman sudah beberapa kali berdinas di tempat berbeda. Ia pernah ditugaskan di beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi, dan pernah lama di Sumbawa Provinsi NTB. Selama hampir lima tahun berdinas di sana, banyak pengalaman berkesan yang sulit dilupakan.
Di Kabupaten Bekasi, tugas Sukarman selalu berhubungan tidak selalu dengan anggota Polisi lainnya , dengan masyarakat dari berbagai latar belakang. Mulai dari anak kecil sampai masyarakat dewasa.
Saat menjabat menjadi Kanit Reskrim di Polsek Cikarang Utara maupun Kapolsek Cibarusah dan Kapolsek Cabangbungin, ia terjun langsung dalam upaya pengamanan dan beberapa aksi unjuk rasa. Dalam peristiwa semacam ini, Sukarman tak henti-hentinya selalu mengingatkan anggotanya untuk bertindak humanis dan menahan diri. Sehingga tak terpancing provokasi dari peserta aksi yang menjadi provokator.
“Ketika melakukan pengamanan-pengamanan, ya biasa diledek-ledek. Tapi karena sudah terbiasa, jadi sudah saja. Dibilang macem-macem. Kita sama anggota sudah harus siap,” ujar Sukarman.
Mengingat ia sering berinteraksi dengan masyarakat, hal itu justru memudahkannya untuk bergaul dan mengobrol dengan warga biasa. Sehingga tidak aneh bila ada orang yang menilainya sebagai polisi bersahaja.
“Meski jabatan tinggi, kalau macul saya ikut, macul. Jadi biasa aja. Kadang-kadang sebelum dinas di Polres Metro Bekasi, ngobrol sama masyarakat ya santai saja kaya bukan polisi,” katanya.
Menurut Sukarman, kunci sederhana untuk bisa berkomunikasi baik dengan masyarakat adalah menjadi polisi yang bersikap humanis. Tidak sombong atau angkuh. Dengan begitu, warga akan merasa lebih dekat dengan sosok pengayom sekaligus pelindungnya.
Untuk sekarang, Sukarman tinggal di kawasan perumahan di sekitar Cikarang Utara. Di sana, lagi-lagi ia bersikap biasa saja. Bahkan, Sukarman dijadikan panutan di lingkungan rumahnya.
“Masyarakat paling kadang-kadang konsultasi kepada saya soal masalah ini, itu. Kami coba membantu pemecahan masalah,” ucapnya.
Terlepas dari itu semua, Sukarman menaruh harapan besar kepada para polisi muda yang saat ini masih bertugas. Dia mendorong agar mereka jadi polisi yang baik dan melindungi masyarakat.(A.Riri).