JIB | Bandung Barat,-Menindaklanjuti hasil Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Bandung Barat beberapa hari lalu, Pj. Bupati Bandung Barat, Arsan Latif langsung melakukan inventarisir data stunting hingga ke tingkat kecamatan.
“Saya ingin menginventarisir langsung ke lapangan. Karena stunting merupakan permasalahan serius yang harus cepat ditanggulangi, sehingga tidak dapat hanya mengandalkan data saja, tetapi juga harus terjun langsung ke lapangan,” katanya Rapat Koordinasi Penanggulangan Stunting di Kecamatan Cikalong, Sabtu (14/10).
Inventarisir lapangan tersebut dilakukan semata-mata untuk memastikan berbagai intervensi program dan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) agar lebih tepat sasaran dengan melibatkan Pemerintah Desa, Kabupaten dan Provinsi.
Arsan menuturkan bahwa dirinya ingin mendapatkan solusi yang lebih spesifik dalam menangani permasalahan ini yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan perut masyarakat.
“Jika sudah diperoleh data konkret dari seluruh kecamatan, rencananya minggu depan kami sepakat akan segera mengambil langkah-langkah untuk mempercepat penanggulangan stunting di Kabupaten Bandung Barat,” tuturnya.
Selain memperoleh data spesifik terkait stunting ditiap kecamatan, Arsan juga ingin melakukan inventarisir kebutuhan apa saja yang dibutuhkan balita usia 0 – 59 bulan agar terhindar dari resiko stunting sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Target dan harapan utamanya adalah terwujudnya New Zero Stunting pada Tahun 2024 sebagaimana yang telah ditargetkan Presiden Jokowi, sehingga akan lahir generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas,” harapnya.
Dari kunjungannya ke beberapa kecamatan pada 2 hari terakhir, diperoleh beberapa langkah penting yang diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Bandung Barat.
Diantaranya melakukan kunjungan langsung (Home Visit) kepada balita yang dinilai beresiko stunting, melakukan pendampingan termasuk melakukan sosialisasi lebih lanjut tentang stunting,
Pendampingan ibu hamil yang beresiko melahirkan bayi stunting, memfasilitasi kepemilihan BPJS bagi masyarakat kurang mampu hingga memberikan edukasi dan bimbingan pra nikah bagi para calon pengantin, sehingga dapat meminimalisir resiko stunting.
“Saya meminta seluruh data stunting di “Cut Off” per tgl 20 september 2023 untuk melihat sejauh mana progres kinerja saya dalam melakukan penanggulangan stunting di Kabupaten Bandung Barat. Dan saya akan mengevaluasi dan melaporkannya langsung ke Presiden melalui Mendagri setiap 3 bulan,” tegasnya.
(Wawan Onot)