Jurnal Indonesia Baru

Cawabup Bekasi Dadan Setiawan : Berkiblat Kepada Kepentingan Rakyat Mengwujudkan Bekasi Baru Bekasi Bersih Artinya Hijrah

JIB | Bekasi- Calon wakil Bupati Bekasi Drs. Dadan Setiawan MM, dari kalangan Birokrat yang biasa di panggil DS, dekat dengan kalangan atas hingga kalangan bawah, bergaulpun tidak memandang kaya atau miskin dimata DS semuanya sama, mempunyai Kredibilitas dan loyalitas kepada siapapun dan memahami dinamika wilayah Bekasi maupun handal dalam tatanan pemerintahan.

Niat DS mencalonkan diri menjadi cawabup yang adalah pertama adalah filosofis hidup untuk kemaslahatan masyarakat, tentunya di pikiran DS tidak ada untuk mengejar pangkat, jabatan, dan kekayaan, tapi bagaimana ingin menginfrosasikan, mengeksekusikan pengetahuan dan pengalaman yang di miliki DS lalu eksperien yang di alami bisa di kembangkan untuk kemaslahatan masyarakat Bekasi, semua lapisan, karena saya tidak melihat dari strata kedudukan orang semua adalah rakyat Bekasi.

“Melihat potensi-potensi yang ada di kabupaten Bekasi, selama ini hanya di kembangkan dalam konotasi kepentingan pribadi bukan kepentingan umum, tapi kita bagaimana mengoperasikan atau mengakselerasikan pembangunan untuk semua, ngiblat kepada hati rakyat, sehingga kita kalau sebagai wakil satu paket kepada Bupati Bekasi.” Jelas Dadan biasa di panggil DS kamis (20/06/2019).

Masih kata DS, wakil adalah menerjemahkan setiap-setiap kebijakan sebagai terjemah karena posisi kita adalah wakil dan jangan mendahului Bupati, yang ngiblat kepada kepentingan rakyat mengwujudkan Bekasi Baru Bekasi Bersih yang artinya Hijrah, setahu saya Rosul berhasil karena Hijrah artinya pemerintah jangan stag harus mendraiver semua lapisan (steakholder), pengusaha wiraswasta, wartawan, ASN, LSM, ormas, Ulamanya dan tokoh-tokoh masyarakat yang belum sejahtera kita angkat untuk kemaslahatan dunia wal akhirat.

“Bupati adalah jabatan terhormat dan wakil adalah menerjemahkan dan mentransfermasi dari Bupati jangan overlod karena masing-masing punya porsinya dan sudah di lindungi Undang-undang.” Ungkapnya.

Lanjut DS, dan harus kita wujudkan bersama misi dan visi Bekasi. Masyarakat, akademik, LSM, Ormas dan sebagainya agar berkontribusi, tidak hanya pandai mengkritik tapi semua bekerja, semua masyarakat kita ajak, karena hidup itu enak, jangan saling menjelekkan dan menyalahi.

“Selama ini Bekasi, pembangunan infrastruktur sudah tereksekusi tetapi Bekasi belum ada yang brendit contohnya Pondok pesantren termegah se-Asia, kenapa tidak, ngga haram kok, kita punya CBL yang buat bisa mandi atau kemaslahatan dengan botnya, kenapa tidak yang penting maslahat buat masyarakat kita siap lilahi ta ala.”Tutup (Sep)