JIB | CIKARANG PUSAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menggelar Rapat Koordinasi Optimalisasi Peran Klaster Logistik dalam rangka siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2024, bertempat di Aula Kantor BPBD Kabupaten Bekasi pada Jum’at (05/07/2024).
Dalam sambutannya, Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menilai keberadaan klaster logistik penanggulangan bencana di tingkat daerah sangat penting. Selain memudahkan koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder dan masyarakat di bidang ketersediaan logistik, juga memudahkan upaya percepatan penanggulangan bencana.
Klaster logistik penanggulangan bencana di Kabupaten Bekasi dilengkapi dengan kekuatan payung hukum berupa surat keputusan Bupati Nomor HK.02.02/KEP.656-BPBD/2023 Tanggal 24 Oktober 2023 tentang klaster logistik penanggulangan bencana daerah Kabupaten Bekasi.
“Dimana pelaksanaannya tidak bisa hanya dilakukan oleh BPBD serta pemerintah saja. Namun perlu dukungan seluruh pihak,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa rakor tersebut merupakan langkah awal untuk melakukan pencegahan bencana kekeringan serta Karhutla di Kabupaten Bekasi. Dengan memastikan ketersediaan air bersih dan pangan pada musim kemarau, yang diprediksi oleh BMKG memasuki puncaknya pada bulan Juli-Agustus 2024.
“Kegiatan ini dapat dijadikan langkah awal bagi para pemangku kebijakan yang membidangi logistik dan peralatan, untuk mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing anggota klaster logistik dalam mendukung logistik dan peralatan saat tanggap darurat,” beber, Dani Ramdan.
Hal yang sama Kepala BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis menambahkan, melalui rakor tersebut diharapkan masing-masing stakeholder yang masuk dalam keanggotaan klaster logistik daerah dapat memahami tugas dan fungsinya dalam melaksanakan penanganan bencana. Dimana hal tersebut perlu sejalan dengan logistik dan peralatan yang memadai.
“Salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan ini, bisa melalui persiapan logistik peralatan berikut dengan petugas yang dapat mengoperasikannya. Sehingga ketika bencana terjadi, peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik,” tutupnya.