JIB | Slawi – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Tegal Umi Azizah, Walikota Tegal Dedy Yon dan Bupati Brebes Idza Priyanti meresmikan empat Rumah Sakit Harapan Sehat dan Hotel Grand Dian Guci, Selasa (3/9). 4 Rumah Sakit tersebut berlokasi di Slawi, jatibarang, bumiayu dan pemalang. Ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemukulan gong, empat rumah sakit dan satu hotel dibawah naungan Dedy Jaya Grup resmi beroperasi.
Dalam kesempatan ini Umi melaporkan, fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Tegal sudah memiliki tiga unit rumah sakit pemerintah dan lima rumah sakit swasta, ditambah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama berupa 29 unit Puskesmas yang tersebar di 18 wilayah kecamatan.
“Dengan hadirnya Rumah Sakit Harapan Sehat ini tentu akan semakin menambah ketersediaan fasilitas kesehatan, meningkatkan rasio antara jumlah rumah sakit ataupun tempat tidur pasien dengan jumlah penduduk Kabupaten Tegal yang mencapai 1,4 juta jiwa”, kata Umi. Ini juga akan memperkecil resiko kematian ibu dan anak, tambah umi.
Umi juga mengungkapkan perihal kabar hangat yang sedang menjadi perbincangan publik, yaitu rencana kenaikan iuran Program JKN BPJS Kesehatan sebesar 100 persen di awal Januari 2020 terutama bagi peserta kelas I dan kelas II. Jika skenario kenaikan tersebut sudah tidak mungkin lagi dihindari untuk menutup defisit, ia berharap iuran mandiri untuk kelas III kenaikannya tidak lebih dari 30 persen agar tidak membebani masyarakat bawah.
Terakhir umi berpesan, agar seluruh pasien nantinya bisa ditangani dengan prosedur yang sama dengan hospitality-nya yang baik seperti lingkungan yang bersih, tidak bau, kamar yang bersih, tempat tidur yang nyaman, makanan yang enak, hingga senyuman dalam pelayanannya pun juga harus sama. Tidak ada perbedaan antara pasien BPJS kelas III dengan pasien umum atau kelas diatasnya.
Ini berlaku bagi siapa pun tenaga kesehatan yang bekerja disini, baik dokter, perawat, tenaga penunjang lainnya seperti petugas administrasi hingga security. Sementara dalam keadaan darurat, utamakan penyelamatan nyawa pasien terlebih dahulu sebelum bicara administrasi, pungkasnya.
“Dari awal kita sepakat tidak menolak pasien itu adalah hal yang luar biasa, dengan pelayanan prima jangan lagi membedakan pelayanan antar kelas” kata Ganjar dalam sambutanya. Ia menambahkan, dengan bertambahnya rumah sakit, secara jangka panjang akan mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian anak.
Ganjar juga bercerita tentang keluhan warga tentang Rumah Sakit Swasta yang tidak menerima Pasien BPJS, karena tagihan BPJS belum dibayarkan Oleh BPJS Pusat. Dirinya menyarankan agar pasien tersebut pindah ke rumah sakit pemerintah, karena menurutnya jika harus bergantung dengan Pusat itu tidak mungkin, “Rasa – rasanya di Jawa Tengah ini perlu mengaktifkan Jamkesmas Lagi” kata Ganjar.
Sementara itu CEO Rumah sakit Harapan Sehat Muhadi setiabudi menuturkan bahwa dengan Pembangunan 4 rumah sakit dan 1 hotel. Bisa mendukung pelayanan di sektor kesehatan dan pariwisata. Karena menurutnya pembangunan di sektor ini tidak hanya milik pemerintah, swasta juga akan mewarnainya.
Dengan motto profesional dan bersahabat, Keempat rumah sakit ini harapanya bisa memenuhi layanan kesehatan yang terintegritas, prima dan paripurna. (Dre)