Jakarta – Mengawali tahun baru 2019, Ketua Komisi Pemberantas Korupsi ( KPK) Firli Bahuri menyambangi Mabes Polri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ini merupakan kunjungan resmi pertama Firli Bahuri usai dilantik menjadi Ketua KPK.
Pantauan di lokasi, Firli disambut langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.
Kedatangan Firli didampingi empat pimpinan KPK lainnya lainnya, yakni Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, dan Alexander Marwata.
Sedangkan Kapolri didampingi oleh jajaran petinggi Polri antara lain Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Argo Yuwono.
Kepada media, Firli mengaku sedih dengan fenomena operasi tangkap tangan (OTT) yang marak dilakukan KPK. Dia mengatakan pemberantasan korupsi tak sekadar memasukkan seseorang ke dalam penjara, tapi bagaimana melakukan pencegahan dan mengembalikan barang-barang hasil korupsi menjadi harta kekayaan negara.
“Saya telah menyiapkan 13 program KPK, diantaranya adalah pembangunan sumber daya manusia KPK, pembangunan sistem mitigasi, penguatan pemulihan aset negara, dan penguatan kerja sama antar lembaga negara”. Ucapnya.
Lanjut, Firli. Karena sesungguhnya, tujuan penegakan hukum terhadap pemberantasan korupsi tidak hanya menghukum seseorang, tidak hanya memasukkan seseorang dalam penjara. Tapi yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengurangi kerugian negara.
” Saya akan menyoroti penangan korupsi berdasarkan penyebabnya. Dia memaparkan beberapa penyebab korupsi, di antaranya karena kebutuhan, keserakahan, dan sistem.”jelas Firli kepada awak media.
Untuk korupsi yang dilakukan karena didorong kebutuhan, Firli mencontohkan hal yang terjadi di tingkat daerah.
Dia bilang dari cerita yang didapat, setiap hari para kepala daerah menghadapi tumpukan proposal. Selain itu, gaji kepala daerah juga berbeda-beda. (Sep)