JIB | BANDUNG – Sholahuddin Syarif El Ghoust santri baru asal Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, tepatnya di Kampung Rukem, Desa Jatireja, berhasil meraih juara satu bersama dua temanya mengalahkan beberapa peserta lain yang nota bene dari kakak – kakak kelas.
Lomba cerdas cermat para santri Pondok Pesantren Al Falah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat ini adalah salah satu rangkaian beberapa lomba yang diadakan oleh Pesantren dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Muharram 1444 H, Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) HUT RI ke – 77 sekaligus Semarak Milad Al Falah ke-52 yang diselenggarakan pada tanggal 17 – 26 Agustus 2022.
Ketika pengumuman hasil juara, sang pembawa acara sempat menyampaikan bahwa ananda Sholah, sapaan akrab Sholahuddin, ketika sang juri belum selesai membacakan soal, tapi Sholah sudah tekan bunyi bel untuk menjawab, dan ternyata jawabannya benar.
“Entah darimana dia jawabannya bisa benar,” Ujar MC/pembawa acara dengan nada bercanda saat mewawancarai Sholah diatas panggung disaksikan ribuan para santri putra-putri lainnya.
Ini semua juga tidak lepas dari guru pembimbingnya di Kobong (asrama) Imam ‘Ashim, Ustad Hadi Hidayatulloh yang sudah membimbing sejak awal masuk santri baru.
Diketahui, Sholah adalah putra pertama asal Kabupaten Bekasi dari pasangan suami istri Taufik Suprapto dan Lilis Maesaroh, yang baru masuk pesantren sejak pertengahan bulan Juli 2022.
Dari keterangan ayahnya Sholah, usai lulus dari Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Kamil, ia sangat bersemangat kuat ingin melanjutkan ke Pesantren Amtsilati yang ada di daerah Jepara, Jawa Tengah, bahkan sebelumnya bersama kedua orang tuanya sempat meninjau lokasi dan foto bersama dengan Kyainya, KH Taufiqul Hakim. Namun karena ada musibah kecelakaan yang dialaminya, membuat ujung kaki kiri Sholah patah akibat ketabrak mobil usai pulang sekolah jalan kaki.
Atas bujukan ayahnya, karena Sholah sangat kuat keinginannya untuk Pesantren, dan Sholah ngefans dengan club sepak bola Persib Bandung, maka ayahnya menyarankan untuk Pesantren di Al Falah, Bandung, dan akhirnya Sholah bersedia.
Kini ananda Sholahuddin dalam situasi kakinya belum sembuh normal, berjalan lambat tertatih – tatih masih proses berobat jalan, walau selalu tertinggal dalam setiap aktipitas belajar maupun sholat berjamaah, namun semangatnya tetap kuat untuk menuntut ilmu.
“Saya berharap, para pembimbing ataupun pengurus santri bisa memaklumi kondisi anak saya, agar jangan terlalu sering dihukum bila Sholah sering tertinggal dalam setiap kegiatan. Biasanya para pengurus atau seksi keamanan sangat galak-galak dan tidak segan-segan menghukum santri bila ada santri yang nakal atau sering tertinggal sholat berjamaah. Karena saya dulu ngalamin waktu pesantren walaupun sebentar di Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang, Jawa Timur”, Ujar Abah Sholah, sapaan akrabnya.
Abah Sholah juga memasrahkan sepenuhnya kepada para guru-guru dan pembimbing di pesantren, serta berterimakasih atas segala pendidikan dan bimbingan anaknya, dengan harapan nantinya bisa menjadi anak Sholeh yang taat ibadah dan mendapat ilmu yang berkah atas ridho dari para guru-gurunya. (Prabu)