Jurnal Indonesia Baru

Gagasan Ibu Kota Baru Negara Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia

JIB | Balik Papan, Kaltim,- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran telah menyiapkan strategi pengembangan kawasan penyangga mandiri pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur. Mentan Amran serius mempersiapkan penyangga pangan Ibu Kota Negara baru melalui sistem kluster tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan menggunakan teknologi pertanian modern sehingga semua kebutuhan pangan dipenuhi sendiri tanpa adanya impor. Bahkan diproyeksikan menjadi pendukung ekspor dan lumbung pangan dunia.

Tentang hal ini, Ketua Presidum Majelis Nasional Kahmi, Hamdan Zoelva menilai upaya penyediaan pangan mandiri di Ibu Kota Negara baru dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tersebut merupakan gagasan yang luar biasa dan optimis dapat diwujudkan. Pasalnya, kedaulatan pangan menjadi bagian yang sangat penting bagi kedaulatan dan kekuatan sebuah bangsa.

“Tadi yang disampaikan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, cita-cita kedaulatan pangannya itu bukan lagi kecil tapi sudah jauh melompat ke depan yaitu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ini adalah sesuatu hal yang luar biasa dan memang kalau kita lihat dari berbagai sisi, luas lahan Kalimantan masih banyak yang belum dikelola. Maka kesempatan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan itu bukanlah mimpi belaka, tapi sesuatu yang optimis bisa diwujudkan,” demikian dikemukakan Hamdan Zoelva dalam Focus Group Discussion (FGD) Strategi Pengembangan Kawasan Penyangga Kemandirian Pangan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur (Kaltim), Balikpapan, Jumat malam (30/8/2019).

Hadir pada diksusi ini Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, Pangdam VI/ Mulawarman, Mayjen TNI Subiyanto, Perwakilan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, dan jajaran Eselon I Kementan, serta para bupati se-Kaltim.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini berharap ke depan generasi muda harus berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju. Sebab potensi lahan Indonesia sangat luas dan jika dikelola oleh generasi milenial, dipastikan pertanian Indonesia semakin kuat dalam mencukupi kebutuhan sendiri dan ke depan justru menyuplai pangan untuk dunia.

“Karena itu, ketika Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, pertanian menjadi sektor yang berpengaruh dalam meningkatan pendapatan domestik bruto yang mempengaruhi kemakmuran masyarakat Indonesia. Ini yang menjadi perhatian kita dan perkembangan kinerja sektor pertanian saat ini sangat luar biasa,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, Mentan Amran menyatakan pihaknya telah melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan pangan ke depan, dalam memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota baru dengan membangun klaster pengembangan komoditas. Lahan pertanian di Kalimantan Timur sangat cocok untuk menghasilkan pangan, khususnya komoditas hortikultura, sehingga produksi pangan berdasar agroklimat dan kultur masyarakat setempat.

“Ibu Kota baru mandiri pangan, ini kata kuncinya. Mimpi besar kami adalah menyiapkan pangan untuk penduduk di Ibu Kota baru kita siapkan lebih awal karena katakanlah pindah 2024, umur komoditas hortikultura 2 sampai 3 tahun sudah berbuah,” sebutnya.

Oleh karena itu, Amran menegaskan mimpi besarnya nanti yakni membangun Ibu Kota baru tanpa impor pangan sebab pangan dapat diproduksi masyarakat Kalimantan Timur sendiri. Menurut Amran, hal ini dapat diwujudkan karena Kementan sejak awal telah menyiapkan 500 juta pohon bibit tanaman perkebunan yang akan menelan anggaran Rp 10 triliun. Di tahun 2018, bantuan yang bibit hortikultura yang telah diberikan sekitar 30 sampai 50 ribu dan ditingkatkan 100 ribu pohon per tahun.

“Kemudian kami juga sudah kirim sapi terbesar tiga tahun lalu untuk Kalimantan Timur sebanyak 2.000 ekor, terbesar di seluruh Indonesia. Potensi padi sudah kami hitung yang minus tinggal 60 ribu ton. Ini sangat kecil sebab lahan rawa Kalimantan yang dijadikan lahan pertanian sudah selesai, sehingga produksi padi kita surplus dan nantinya ekspor ke negara tetangga,” bebernya.

“Tetapi kami ingin seluruh 10 kabupaten di Kalimantan Timur, membuat klaster budidaya pangan. Misal, kabupaten mana yang mensuplai ayam, daging sapi, bawang merah, cabai dan seterusnya sehingga kebutuhan pangan di Ibu Kota negara ini dipenuhi sendiri dari produksi masyarakat setempat,” pintanya.

Dengan demikian, kata Amran, kebutuhan beras negara tetangga seperti Malaysia yang butuh sebanyak 1,5 ton dapat dipenuhi dari Indonesia dan ini bisa disuplai dari produksi di Kalimantan. Sementara produksi padi di Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ibu Kota baru.

“Kami tahu Kabupaten Panajam, traktornya telah kami berikan 300 unit. Jadi alsintan terbanyak dan sapi terbanyak kami sudah berikan Kalimantan Timur. Ke depan bantuan kami tambah lagi,” tandasnya.

Gubernur Kaltim, Isran Noor mengapresiasi langkah cepat Mentan Amran dalam penyediaan kemandirian pangan di Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara baru. Karena itu, ia memberikan acungan jempol terhadap kesediaan Mentan Amran guna membahas strategi atau upaya penyediaan pangan nasional.

“Saya dan Pak Mentan Amran dulu satu profesi sebagai penyuluh. Beliau nasibnya bagus menjadi menteri dan mudah-mudahan ke depan semakin bagus. Kami bangga dan bahagia malam ini dihadiri Bapak Menteri guna membahas strategi menyediakan pangan untuk masyarakat Ibu Kota baru negara di Kalimantan Timur,” ujarnya. (Dre)

Sum: pertanian.go.id